Rabu, 18 Desember 2013

Be Success HRD

“Psikologi Untuk Pengembangan Diri HRD” 



Saya yakin kamu telah banyak yang mengalami kesuksesan, sukses dalam bidang apapun. Misalnya bagi Mahasiswa, sukses mendapat IPK tinggi diatas 3,5. Bagi pengusaha, produksinya banyak dan pemasarannya luas. Nah, lalu saya mau Tanya nih, “Sukses itu apa sih menurut kamu?”. Banyak sekali pemahaman dan definisi sukses yang berbeda-beda ranahnya. Ketika ditanya apa itu sukses, sebagian besar orang akan mengaitkannya dengan pencapaian materi atau harta. Itulah yang terjadi di zaman yang serba materialistis ini. Bagaimana dengan diri kita? Apa arti kesuksesan bagi diri kita sendiri? Kesuksesan adalah apa yang kita rasakan saat meraih sesuatu. Apakah itu membuat kita merasa bangga, bahagia dan antusias.

Berangkat ke HRD, yang katanya sering kali posisi HRD dianggap sebagai nyawa dari suatu perusahaan sehingga tak jarang posisi ini cenderung mendapat otoritas yang cukup tinggi dan dominan di posisi manajerial perusahaan dalam mengambil langkah atau kebijakan bagi para pekerjanya. Waw, menakjubkan juga ya, lantas HRD itu apa sih lebih jelasnya?. 

HRD atau yang sering dipanjangkan menjadi Human Resources Department yang menangani masalah seputar karyawan yang menunjukan aktifitas organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi dengan maksimal, dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan sumber daya manusia dalam sebuah organisasi. Pengelolaan dari sumber daya manusia yang ideal dalam organisasi memiliki 8 aspek/pilar; dimulai dari: Seleksi dan Rekrutmen, Pelatihan dan Pengembangan (Training and Development), Compensation and Benefit, Manajemen Kinerja (Performance Management), Perencanaan Karir (Career Planning), Hubungan Karyawan (Employee Relations), Separation Management, dan Personnel Administration and HRIS. Masing-masing pilar inilah yang akan menopang kinerja fungsi HR dalam organisasi untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia berkualitas untuk menjawab kebutuhan bisnis dalam organisasi.

Lalu bagaimana nih buat jadi HRD yang sukses dengan professionalitasnya?. Untuk mencapai sukses tentu saja tidak mudah, karena temen-temen juga harus menyikapi kegagalan dengan baik jika memang temen-temen menghadapi kegagalan. Untuk mencapai sukses kerap kali kita harus melewati kesalahan serta kegagalan dalam hidup. Banyak orang ingin sukses tapi sedikit sekali yang berani untuk menghadapi kegagalan. Kalau Anda ingin sukses, Anda tidak boleh takut gagal!. Oke, mari kita kupas bagaimana-bagaimananya untuk jadi HRD yang sukses.

HRD merupakan  tempat dimana psikolog industri-organisasi paling sering ditemukan, karena pekerja terpilih dan terlatih merupakan tanggungjawab utama bagian ini. Beberapa perusahaan besar memperkerjakan satu atau lebih psikolog untuk bekerja di personalia. Perusahaan lain menggunakan layanan dari psikolog industri-organisasi yang bekerja untuk firma konsultasi independent. Mereka mengajarkan personalia dan general manager menempatkan prinsip psikologi dalam bekerja untuk membantu orang menyumbang lebih efektif dan dengan gembira untuk tujuan dari perusahaan.

Secara umum berbagai teori, metode dan pendekatan Psikologi dapat dimanfaatkan di berbagai bidang dalam perusahaan.  Salah satu hasil riset yang dilakukan terhadap para manager HRD menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden menyebutkan Psikologi Industri dan Organisasi memberikan peran penting pada area-area seperti pengembangan manajemen SDM (rekrutmen, seleksi dan penempatan, pelatihan dan pengembangan), motivasi kerja, moral dan kepuasan kerja. 30% lagi memandang hubungan industrial sebagai area kontribusi dan yang lainnya menyebutkan peran penting PIO pada disain struktur organisasi dan desain pekerjaan.

Berbicara psikologi untuk pengembangan diri sebenernya tidak akan lepas dari sepak terjang pendukung aliran Humanistik. Humanistik sebagai aliran mengkritik habis behaviorisme, sangat focus terhadap bagaimana seseorang mencapai aktualisasi dirinya.

Aspek-aspek pengembangan diri :
  1. Self Awareness
    Kesadaran seseorang akan kekuatan, kelemahan, kesadaran dan kebutuhan
  2. Self Regulation
    Kemampuan melatih mengambil keputusan sesuai situasi
  3. Self Motivation
    Kemampuan membangkitkan diri dengan situasi apapun sehingga dapat mengajak orang lain tetap terus semangat.
  4. Self Emphaty
    Merasakan atau melakukan kegiatan yang meluangkan waktu untuk mendengar persoalan orang lain
  5. Social Skill
    Kemampuan berhubungan dengan orang lain dengan baik dan nyaman dalam berbagai kalangan

            Pengembangan SDM
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset penting dalam perusahaan mempunyai kemauan tinggi dan kemampuan tinggi. Aspek pengembangannya yaitu :

1. Do What You Love – Love What You Do
            Kamu akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi lebih baik apabila kamu sudah mencintai hal yang kamu lakukan. Ketika kamu melakukan sesuatu yang kamu cintai, Passion hadir di dalam diri. Passion yang ada dalam diri adalah pegangan kamu untuk menuju arah yang benar, kesuksesan.

2. Be Grateful
            Kalau kamu ngga sadar bahwa bersyukur itu penting, belum mau, dan belum mampu bersyukur akan hal-hal kecil yang kamu miliki sekarang ini, dan kamu berencana akan bersyukur kalo kamu nanti sudah sukses, trust me, hidup kamu ngga akan bahagia. Dan, kemungkinan besar, keseharian kamu akan penuh dengan kekecewaan, negative thinking, yang semua ini akan membawa kamu semakin jauh dari sebuah kesuksesan.

3. Healthy Life
            semua orang ingin sukses, supaya apa? Supaya mereka bahagia. Kalau kamu terus-terusan ngga menjaga gaya hidup, ngga peduli dengan kesehatanmu, pecaya deh, lama-kelamaan daya tubuhmu juga pasti akan menurun dan akhirnya sakit. Siapa sih yang sakit merasa bahagia?!

4. Integrity
            bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan ini. Dengan kata lain, “satunya kata dengan perbuatan”. Mengkomunikasikan maksud, ide dan perasaan secara terbuka, jujur dan langsung sekalipun dalam negosiasi yang sulit dengan pihak lain.

5. Dream & Think Big
            Ketika kamu mulai Think BIG, kamuperlu membuat rencana secara tertulis. ”kamu harus menargetkan melebihi apa yang mampu kamu kerjakan”,  “selama ada tujuan yang ingin dicapai, semua bisa diraih” kata Paul Arden.

6. Confidence
            Berani menyampaikan pendapat adalah salah satu bukti seseorang memiliki rasa percaya diri. “orang lain punya alasan untuk percaya kepadamu apabila kamu benar-benar percaya terhadap diri kamu sendiri” kata D.A. Benton.

7. On Time
            Tepat waktu sangatlah penting, tepat waktu juga berperan penting di segala aspek kehidupan karena tanpa disadari, tepat waktu adalah salah satu bentuk hormat kita terhadap diri sendiri dan orang lain.

8. Open Minded
            Di hidup ini tidak ada yang pasti seperti ilmu matematika, fisika, dan kimia. Bisa jadi kamu merencanakan A, tetapi hasilnya adalah B. Hal tidak absolut “susah” untuk di prediksi dan diketahui secara pasti oleh manusia. Begitupun dengan ide, tidak ada ide itu dapat dilihat dari berbagai sisi, bergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Ide itu adalah sesuatu yang tidak terbatas.

9. Respect
            Kita hidup di belahan  dunia bagian timur, di tempat rasa saling menghormati merupakan suatu norma yang sangat di jungjung tinggi. Cobalah untuk mulai berusaha menghormati orang lain dengan hal-hal simple.

10. Never Give Up
            Never give up, saya setuju bahwa itu mungkin adalah salah satu advice yang paling kuat. Advice yang dapat membawamu lebih dekat pada kesuksesan yang selalu kamu impikan.

11. Just Perform
            Lakukanlah semaksimal mungkin, keluarkan seluruh kemampuan. 

12. Be Calm Be Smart
            Berpikir panjang , dengan pikiran jernih, kendalikan emosi. Tanpa berusaha kasar,Jangan langsung merespon apapun itu dengan emosi. “Kecerdasan Emosional”

            Psikologi Kepegawaian
            Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan proses mental yang melatar belakanginya. HRD yang ahli dalam bidang psikologi diharapkan dapat memberikan solusi – solusi mengenai pegawai yang tidak memenuhi peraturan yang ada yaitu dengan memberikan konsultasi psikologis terhadap pegawai tersebut untuk mengetahui apa yang diinginkan pegawai tersebut dan dapat merekomendasikan kepada pihak manajemen kantor pemerintahan sehingga pegawai tersebut tidak mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari. Akan tetapi harus dilihat juga faktor kesungguhan pegawai tersebut dalam memperbaiki kesalahan yang sudah dilakukannya, dan seorang yang ahli dalam psikologi dapat mengetahui hal tersebut. Sistem ini sudah ada dalam pihak manajemen swasta di luar negeri, sehingga kita di indonesia perlu mengambil manfaat yang dapat dikembangkan kedalam manajemen kantor pemerintahan.

            Pendekatan psikologi menurut Dahler yaitu OEBI :
O -> Observasi : Membuat peka terhadap sesuatu hal
E -> Empati : Bekerja akan lebih baik jika adanya empati
B -> Berdialog : Utuk bersosialisasi atau diskusi agar lebih memahami
I -> Intropeksi : Agar adanya perkembangan

Aspek Psikologi untuk pengembangan diri :
  1. Aspek pengembangan diri dan dunia kita
    Merupakan citra diri yang akan menimbulkan kepercayaan dan dapat diandalkan.
  2. Pengembangan diri, alturisme dan kebahagiaan
    Semangat untuk menolong, memberi dan membantu orang lain, dengan begitu kita akan mendapatkan kebahagiaan. Knowledge manajemen merupakan jembatan untu kita saling membantu dan mencapai kebahagiaan yang diinginkan.
  3. Pengembangan diri dan belajar
    Dengan belajar kita dapat mengikuti berbagai macam perkembangan jaman yang ada, mampu berdaya saing, dan menghasilkan kinerja yang produktif untuk kemajuan perusahaan. Semakin kita belajar, maka kita akan lebih kreatif untuk lebih maju dan mampu. (Hidup itu untuk belajar bukan belajar untuk hidup) ingat-ingat!!
  4. Pengembanga diri dan keputusan
    Setiap keputusan yang diambil maka itulah pencerminan diri orang tersebut dan merupakan masa depan yang akan dijalani, karena keputasan  adalah jalan awal untuk maju dan keputusan yang menentukan tujuan kita.
  5. Pengembangan diri dan positif feeling
    Tidak hanya harus mempunyai pikirn yang positif, tapi perasaan positif juga sangatlah penting untuk dapat mendorong kita merasakan dan menghayati apa yang kita rasakan dan yang kita ingikan, dengan begitu kita dapat menjalankan segalannya dengan ikhlas.
  6. Pengembangan diri dan kedewasaan
    Orang yang sudah mempunyai kedewasaan maka orang tersebut berani mengambil keputusan , berani bertindak dan mempertimbangkan segala keputusannya dengan berpikir secara matang akan adanya konsekuensi yang akan terjadi. Dan mampu bertanggung jawab dengan keputusan dan konsekuensi yang telah diambil.
 
Coba nih analisis gambar di bawah ini!



#HRDHightLight 


Sumber :
Young On Top - Billy Boen
Psikologi Untuk Pengembangan Diri - Hery Wibowo

Senin, 16 Desember 2013

HRD HIGHLIGHT - HRD SEBAGAI PENENTU KESUKSESAN KARYAWAN

HRD atau sebagian orang menyebutnya Personalia atau ada sebagian lagi yang menyebutnya ‘bagian SDM’ adalah orang-orang atau karyawan yang bertugas mengawal perusahaan agar mampu mencapai GOAL atau tujuan perusahaan yang dituliskan dalam visi, misi dan value perusahaan.
HRD sering digambarkan sebagai sosok menakutkan, mengerikan, galak, jaim, sok tahu, sok sibuk, kaki tangan pengusaha, dll. Sah-sah saja jika ada orang atau karyawan yang berpikiran seperti itu, yang mungkin saja pemikiran seperti itu hadir karena pengalaman pribadi saat berhubungan dengan sosok HRD di perusahaannya.
            Untuk menjadi seorang HRD yang unggul memanglah tidak mudah. Seorang HRD harus memiliki wawasan yang luas. Dengan cara apa seorang HRD dapat mengembangkan wawasannya? Tidak lain yaitu dengan belajar. Ya, belajar. Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Terus dan terus menambah kompetensi belajar. Belajar tidaklah harus didalam kelas, belajar bisa melalui berbagai banyak cara, misalnya melalui internet. Sebut saja facebook, twitter, google, social media, yahoo, blog, televisi, radio, Koran, ataupun majalah.
v  Hubungan HRD dengan Open Minded
Saat seorang HRD sedang berbicara mengenai idea atau sebuah gagasan, kita harus sadar bahwa ide tersebut dapat dilihat dari berbagai sisi, tergantung dari dari sudut mana kita memandangnya. Berpikir kedepan adalah bagian dari peran kepemimpinan dan strategi manajemen yang dimiliki HRD. Maka pemikiran yang terbuka harus diterapkan oleh seorang HRD, karena tidak ada seorang manusia yang memiliki karakter yang sama atau persis sama seratus persen dengan yang lain. Oleh sebab itu seorang HRD harus bisa membuka pikirannya. Dengan membuka pemikiran maka HRD tersebut akan jauh lebih mengerti pandangan orang lain, dan juga menambah akan pengetahuannya.
v  Hubungan HRD dengan Myelin
Melakukan perubahan untuk mendapatkan hasil yang terbaik merupakan salah satu cara seorang HRD menggapai kesuksesannya. Selalu berlatih walaupun kegagalan itu pasti ada, namun seorang HRD tidak putus asa akan terus berlatih dan mengasah kemampuannya yang ada. Sama halnya dengan Myelin, dengan terus menerus berlatih merupakan salah satu pengembangan diri dalam menambahkan potensi HRD itu sendiri.

v  Hubungan HRD dengan Pengembangan Diri dan Keputusan Menentukan Tujuan

Seorang HRD pastilah memiliki sebuah tujuan. Tujuan untuk sukses dengan segala potensi yang dimiliki setiap karyawan. HRD harus mempunyai keputusan dalam setiap pergerakannya. Misalkan, perusahaan yang dipegang HRD tersebut akan mengadakan rapat dengan beberapa divisi dari perusahaan lain. Keputusan HRD pada saat rapat adalah ia harus mendapatkan kumpulan-kumpulan informasi yang dapat memacu kinerja karyawannya. Jadi, keputusan yang dibuat oleh HRD tersebut adalah sebuah tujuan. Tujuan untuk maju mencapai puncak kesuksesan.

HRD HIGHLIGHT - To Be a Super HRD

Tugas terpenting dari kepala HRD adalah "Developing People" (mengembangkan potensi manusia). HRD megah artinya dalam sebuah perusahaan itu dia memiliki trainer sendiri, fasilitator sendiri, dan coach sendiri. Sebelum mengembangkan potensi SDM, seorang HRD harus mampu mengebangkan dirinya sendiri terlebih dahulu, karena HRD adalah ujung tombak sebuah perusahaan yang akan menentukan maju atau mundurnya sebuah perusahaan. Seorang HRD harus memiliki Intelektual Quotion (IQ) yang tinggi, akan tetapi di samping memiliki IQ yang tinggi, HRD harus memiliki Emotional Quotion (EQ) yang jauh lebih tinggi dari IQ, karena akan percuma jika hanya memiliki IQ yang tinggi namun tidak di iringi dengan EQ yang tinggi juga. Ya, istilahnya, akan percuma jika seseorang hanya memiliki kepintaran yang tinggi tapi tidak bisa mengendalikan kecerdasan emosinya. Adapun perbandingan antara EQ dan IQ, yang dimana EQ harus lebih besar 80% dibandingkan dengan IQ, ketika kita dapat mengendalikan kecerdasan emosional dengan baik maka kecerdasan intelektual pun akan menyesuaikannya.

Selanjutnya saya akan menjelaskan tentang 5 (lima) aspek Kecerdasan Emosional yang harus dikuasai HRD atau SDM yang ada di dalam sebuah perusahaan :

1. SELF AWARNESS : Kesadaran seseorang tentang SWAN (Strange, Weakness, Ambition, Need),  jadi seseorang harus mampu menyadari tentang kekuatan, kelemahan/kekurangan, ambisi dalam mencapai tujuan, dan kebutuhan yang diinginkannya.

2. SELF REGULATION : Seseorang harus mampu mengontrol emosinya, contoh ketika dia mendapatkan kritikan - kritikan dari orang lain atau berusaha menjatuhkan reputasinya, dia harus selalu tenang dalam menghadapi keadaan seperti itu.

3. SELF MOTIVATION : Seseorang harus mampu menjaga motivasi dalam dirinya, salah satu contoh dia harus tetap kuat dan tegar ketika dia sedang mendapatkan tekanan - tekanan yang sifatnya menjatuhkan. jangan mudah menyerah dan putus asa ketika mendapatkan keadaan yang seperti itu.

4. EMPHATY : Seorang pemimpin harus mampu merasakan perasaan orang lain di dalam suatu perusahaan. Untuk mampu merasakan perasaan orang lain maka seorang pemimpin harus bisa dan bersedia mendengarkan apapun keluh kesah dari orang lain/bawahannya.

5. SOCIAL SKILL : Harus mampu berkomunikasi dan berhubungan baik dengan orang lain. Sebuah perusahaan akan berjalan baik jika seluruh SDM-nya dapat saling berkomunikasi dan berhubungan baik satu sama lain, bukannya saling menjatuhkan dan menjelek - jelekkan. Seorang HRD harus mampu mempersatukan seluruh SDM yang ada di dalam suatu perusahaan.

Setelah memaparkan bahwa HRD adalah ujung tombak sebuah perusahaan, sekarang saya akan mencoba menjelaskan tentang Asset terpenting di dalam sebuah perusahaan, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM).
Aset terbagi menjadi 2, yaitu, Aset dilihat dari Dimensi Benda dan Aset dilihat dari Dimensi Penampakan.
Dilihat dari Dimensi Benda terbagi menjadi 2, yaitu, HIDUP dan TAK HIDUP. Asset HIDUP mencakup SDM itu sendiri, sedangkan Asset yang TAK HIDUP itu sarana pra sarana untuk SDM, seperti bangunan, tanah, kendaraan, Mesin dan sebagainya. untuk asset TAK HIDUP ini menurut saya tidak terlalu penting, karena akan sia - sia jika sarana dan pra sarana yang di miliki sebuah perusahaan itu mewah dan canggih tapi tidak ada SDM yang bisa mengoperasionalkan dengan baik, maka akan berantakan semuanya.
    Dilihat dari Dimensi Penampakan  terbagi menjadi 2, yaitu Tangibles (terlihat) dan Intangibles (tidak terlihat). Seorang HRD yang Super harus mampu  mengembangkan  kemampuan yang Intangibles ini, karena kemampuan Intangibles ini sering disebut kemampuan/potensi yang tak terhingga (Unlimited Potential) dan Pengembangannya pun tidak terbatas. Intangibles di bagi menjadi 2, yaitu dari segi Internal dan External. Untuk mengembangkan kemampuan yang Internal itu dapat dilakukan berulang - ulang secara bertahap. Yang di dalamnya itu ada Values dan Culture, Skill, Knowledge, dan Team Work. Kemampuan yang seperti itu bisa dikatakan mudah untuk dikembangkan, tapi untuk Intangibles dari segi External ini sangat sulit membangunnya dikarenakan tidak terlihat pengembangannya. Seorang HRD yang Super harus mampu mengembangkan Aset External ini, yang di dalamnya ada Support, Brand Loyalty, Brand Image, Trust, dan Reputation. Pada intinya Aset External ini sudah di kenal dan di hafal oleh masyarakat luas, sehingga masyarakat selalu memilih Brand yang sering mereka pakai. Seorang HRD harus mampu mencari cara yang tepat dan akurat untuk membangun Aset External ini di kalangan masyarakat luas.
     Seorang pemimpin tidak akan bisa memajukan perusahaannya seorang diri, dia pasti membutuhkan SDM yang hebat dan memiliki mimpi yang besar untuk memajukan perusahaan. Salah satu cara untuk membangun Asset External ini yaitu dengan teori "Payung". Mungkin ada banyak orang yang sudah mengetahui teori ini bahkan menerapkan teori ini, tapi mungkin juga ada beberapa orang yang belum mengetahui teori ini. Inti dari teori payung ini adalah memberikan kebebasan kepada seluruh SDM yang ada di dalam perusahaan untuk menyampaikan dan menjelaskan tentang ide - ide atau gagasan cemerlangnya kepada pimpinan. Kebanyakan perusahaan, pemimpinnya tidak mau mendengarkan dan menampung aspirasi - aspirasi dari bawahan, kebanyakan pemimpin berpikir "Kamu itu hanya bawahan/pegawai disini jadi kerjakanlah tugas kamu sebagai pegawai saja". Jika pemimpin terus menerus berpikir seperti ini, maka sampai kapanpun dia tidak akan mengetahui potensi apa yang dimiliki seluruh SDM yang ada di dalam perusahaan. Kembali lagi ke teori payung, payung itu diibaratkan pemimpin dan yang di bawah payung tersebut adalah seluruh pegawainya. Jika jarak antara payung tersebut dengan seluruh pegawai sangat dekat itu berarti pemimpin membatasi aspirasi dari pegawai dan hal itu membuat pegawai menjadi minder dan tidak percaya diri lagi, serta akan membuat pegawai tersebut menghapus mimpi yang akan memajukan perusahaan tersebut. Jika jarak antara payung tersebut dengan seluruh pegawai tinggi, berarti pemimpin membuka lebar - lebar kebebasan untuk bermimpi dan berpikir besar kepada seluruh pegawai, dengan keadaan seperti ini maka pegawai akan dengan percaya diri dan leluasa untuk menyampaikan seluruh mimpinya dan ide - ide atau gagasan yang besar untuk memajukan perusahaan tersebut. Seiring waktu berjalan, pemimpin bebas memilih dan memilah ide - ide cemerlang dari seluruh pegawai, jika ada yang cocok untuk memajukan perusahaan maka pemimpin hanya terus mengarahkan pegawai untuk mengembangkan idenya tersebut dan menerapkan ide tersebut. Jika pemimpin terus menerus membukakan payungnya setinggi mungkin kepada seluruh pegawai, hal ini juga bisa disebut dengan "KAIZEN" (Continous Improvement) Pengembangan yang berulang - ulang menuju perubahan yang lebih baik. Inti dari teori payung ini adalah Perubahan Kebiasaan yang di dalamnya merubah pengetahuan, sikap dan keterampilan seluruh pegawai yang ada di dalam sebuah perusahaan. Adapun prinsip - prinsip perubahan kebiasaan, yaitu yang pertama berpikirlah bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin dan yang kedua 3M (mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang terkecil, mulailah dari sekarang).

Kesimpulannya, Perusahaan tidak akan berjalan dan maju jika tidak memiliki HRD dan SDM, karena HRD adalah sebagai ujung tombak untuk menjalankan motor penggerak (SDM) dalam sebuah perusahaan. Jika tidak ada HRD maka tidak akan ada yang mengorganisir SDM, jika tidak ada SDM maka tidak akan ada yang menggerakkan perusahaan untuk maju. Walaupun perusahaan memaksakan untuk berjalan itu tidak akan bertahan lama dan akan segera tergusur oleh perusahaan lain.

Sekian tulisan dari saya, mohon maaf jika ada salah kata, bahasa, atau penyampaian yang kurang dimengerti, mohon dikoreksi. Terimakasih.