Tugas
terpenting dari kepala HRD adalah "Developing
People" (mengembangkan
potensi manusia). HRD megah artinya dalam sebuah perusahaan itu dia
memiliki trainer sendiri, fasilitator sendiri, dan coach sendiri. Sebelum
mengembangkan potensi SDM, seorang HRD harus mampu mengebangkan dirinya sendiri
terlebih dahulu, karena HRD adalah ujung tombak sebuah perusahaan yang akan
menentukan maju atau mundurnya sebuah perusahaan. Seorang HRD harus
memiliki Intelektual Quotion (IQ) yang tinggi, akan tetapi di samping memiliki
IQ yang tinggi, HRD harus memiliki Emotional Quotion (EQ) yang jauh lebih
tinggi dari IQ, karena akan percuma jika hanya memiliki IQ yang tinggi namun
tidak di iringi dengan EQ yang tinggi juga. Ya, istilahnya, akan percuma jika
seseorang hanya memiliki kepintaran yang tinggi tapi tidak bisa mengendalikan
kecerdasan emosinya. Adapun perbandingan antara EQ dan IQ, yang dimana EQ harus lebih besar 80%
dibandingkan dengan IQ, ketika kita dapat mengendalikan kecerdasan
emosional dengan baik maka kecerdasan intelektual pun akan menyesuaikannya.
Selanjutnya
saya akan menjelaskan tentang 5
(lima) aspek Kecerdasan Emosional yang
harus dikuasai HRD atau SDM yang ada di dalam sebuah perusahaan :
1. SELF
AWARNESS : Kesadaran
seseorang tentang SWAN
(Strange, Weakness, Ambition, Need), jadi seseorang harus mampu
menyadari tentang kekuatan, kelemahan/kekurangan, ambisi dalam mencapai tujuan,
dan kebutuhan yang diinginkannya.
2. SELF
REGULATION : Seseorang
harus mampu mengontrol emosinya, contoh ketika dia mendapatkan kritikan -
kritikan dari orang lain atau berusaha menjatuhkan reputasinya, dia harus
selalu tenang dalam menghadapi keadaan seperti itu.
3. SELF
MOTIVATION : Seseorang
harus mampu menjaga motivasi dalam dirinya, salah satu contoh dia harus tetap kuat dan
tegar ketika dia sedang mendapatkan tekanan - tekanan yang sifatnya
menjatuhkan. jangan mudah menyerah dan putus asa ketika mendapatkan keadaan
yang seperti itu.
4. EMPHATY : Seorang pemimpin harus mampu merasakan perasaan
orang lain di dalam suatu perusahaan. Untuk mampu merasakan perasaan orang lain
maka seorang pemimpin harus bisa dan bersedia mendengarkan apapun keluh kesah
dari orang lain/bawahannya.
5. SOCIAL
SKILL : Harus mampu
berkomunikasi dan berhubungan baik dengan orang lain. Sebuah perusahaan akan
berjalan baik jika seluruh SDM-nya dapat saling berkomunikasi dan berhubungan
baik satu sama lain, bukannya saling menjatuhkan dan menjelek - jelekkan.
Seorang HRD harus mampu mempersatukan seluruh SDM yang ada di dalam suatu
perusahaan.
Setelah
memaparkan bahwa HRD adalah ujung tombak sebuah perusahaan, sekarang saya akan
mencoba menjelaskan tentang Asset terpenting di dalam sebuah perusahaan, yaitu
Sumber Daya Manusia (SDM).
Aset terbagi
menjadi 2, yaitu, Aset dilihat dari Dimensi Benda dan Aset dilihat dari Dimensi
Penampakan.
Dilihat dari
Dimensi Benda terbagi menjadi 2, yaitu, HIDUP dan TAK HIDUP. Asset HIDUP
mencakup SDM itu sendiri, sedangkan Asset yang TAK HIDUP itu sarana pra sarana
untuk SDM, seperti bangunan, tanah, kendaraan, Mesin dan sebagainya. untuk
asset TAK HIDUP ini menurut saya tidak terlalu penting, karena akan sia - sia
jika sarana dan pra sarana yang di miliki sebuah perusahaan itu mewah dan
canggih tapi tidak ada SDM yang bisa mengoperasionalkan dengan baik, maka akan
berantakan semuanya.
Dilihat
dari Dimensi Penampakan terbagi menjadi 2, yaitu Tangibles (terlihat) dan
Intangibles (tidak terlihat). Seorang HRD yang Super harus mampu
mengembangkan kemampuan yang Intangibles ini, karena kemampuan
Intangibles ini sering disebut kemampuan/potensi yang tak terhingga (Unlimited
Potential) dan Pengembangannya pun tidak terbatas. Intangibles di bagi menjadi
2, yaitu dari segi Internal dan External. Untuk mengembangkan kemampuan yang
Internal itu dapat dilakukan berulang - ulang secara bertahap. Yang di dalamnya
itu ada Values dan Culture, Skill, Knowledge, dan Team Work. Kemampuan yang
seperti itu bisa dikatakan mudah untuk dikembangkan, tapi untuk Intangibles
dari segi External ini sangat sulit membangunnya dikarenakan tidak terlihat
pengembangannya. Seorang HRD yang Super harus mampu mengembangkan Aset External
ini, yang di dalamnya ada Support, Brand Loyalty, Brand Image, Trust, dan
Reputation. Pada intinya Aset External ini sudah di kenal dan di hafal oleh
masyarakat luas, sehingga masyarakat selalu memilih Brand yang sering mereka
pakai. Seorang HRD harus mampu mencari cara yang tepat dan akurat untuk
membangun Aset External ini di kalangan masyarakat luas.
Seorang pemimpin tidak akan bisa memajukan perusahaannya seorang diri,
dia pasti membutuhkan SDM yang hebat dan memiliki mimpi yang besar untuk
memajukan perusahaan. Salah satu cara untuk membangun Asset External ini yaitu
dengan teori "Payung".
Mungkin ada banyak orang yang sudah mengetahui teori ini bahkan menerapkan
teori ini, tapi mungkin juga ada beberapa orang yang belum mengetahui teori
ini. Inti dari teori payung ini adalah memberikan kebebasan kepada seluruh SDM
yang ada di dalam perusahaan untuk menyampaikan dan menjelaskan tentang ide -
ide atau gagasan cemerlangnya kepada pimpinan. Kebanyakan perusahaan,
pemimpinnya tidak mau mendengarkan dan menampung aspirasi - aspirasi dari
bawahan, kebanyakan pemimpin berpikir "Kamu
itu hanya bawahan/pegawai disini jadi kerjakanlah tugas kamu sebagai pegawai
saja". Jika pemimpin
terus menerus berpikir seperti ini, maka sampai kapanpun dia tidak akan
mengetahui potensi apa yang dimiliki seluruh SDM yang ada di dalam perusahaan.
Kembali lagi ke teori payung, payung itu diibaratkan pemimpin dan yang di bawah
payung tersebut adalah seluruh pegawainya. Jika jarak antara payung tersebut
dengan seluruh pegawai sangat dekat itu berarti pemimpin membatasi aspirasi
dari pegawai dan hal itu membuat pegawai menjadi minder dan tidak percaya diri
lagi, serta akan membuat pegawai tersebut menghapus mimpi yang akan memajukan
perusahaan tersebut. Jika jarak antara payung tersebut dengan seluruh pegawai
tinggi, berarti pemimpin membuka lebar - lebar kebebasan untuk bermimpi dan
berpikir besar kepada seluruh pegawai, dengan keadaan seperti ini maka pegawai
akan dengan percaya diri dan leluasa untuk menyampaikan seluruh mimpinya dan
ide - ide atau gagasan yang besar untuk memajukan perusahaan tersebut. Seiring
waktu berjalan, pemimpin bebas memilih dan memilah ide - ide cemerlang dari
seluruh pegawai, jika ada yang cocok untuk memajukan perusahaan maka pemimpin
hanya terus mengarahkan pegawai untuk mengembangkan idenya tersebut dan
menerapkan ide tersebut. Jika pemimpin terus menerus membukakan payungnya
setinggi mungkin kepada seluruh pegawai, hal ini juga bisa disebut dengan "KAIZEN" (Continous Improvement) Pengembangan yang berulang -
ulang menuju perubahan yang lebih baik. Inti dari teori payung ini adalah
Perubahan Kebiasaan yang di dalamnya merubah pengetahuan, sikap dan
keterampilan seluruh pegawai yang ada di dalam sebuah perusahaan. Adapun prinsip - prinsip perubahan
kebiasaan, yaitu yang pertama berpikirlah bahwa hari ini harus lebih baik dari
kemarin dan yang kedua 3M (mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang
terkecil, mulailah dari sekarang).
Kesimpulannya,
Perusahaan tidak akan berjalan dan maju jika tidak memiliki HRD dan SDM, karena
HRD adalah sebagai ujung tombak untuk menjalankan motor penggerak (SDM) dalam
sebuah perusahaan. Jika tidak ada HRD maka tidak akan ada yang mengorganisir
SDM, jika tidak ada SDM maka tidak akan ada yang menggerakkan perusahaan untuk
maju. Walaupun perusahaan memaksakan untuk berjalan itu tidak akan bertahan
lama dan akan segera tergusur oleh perusahaan lain.
Sekian tulisan
dari saya, mohon maaf jika ada salah kata, bahasa, atau penyampaian yang kurang
dimengerti, mohon dikoreksi. Terimakasih.
0 komentar:
Posting Komentar